Tangan saya gemetaran. Nyaris pegangan saya terlepas dari coakan batu. Dibawah sana banyak tumpukan batu berbentuk persegi yang menutupi permukaan. Tumpukan batu tersebut siap melumat-lumat tubuh yang terjatuh seperti kerupuk yang renyah. Dari atas teman seperjalanan saya- Kang Dani memandang penuh khawatir. Gunung kadang tidak memberi ampunan sekecil apapun terhadap kekhilafan kita.
Beberapa tahun lalu jalan-jalan yang kami lalui masih rusak parah. Namun sekarang jalan jalan-jalan itu sudah diperbaiki walaupun masih menyisakan beberapa bagian yang rusak. Minggu lalu bagian yang rusak ini membuat ban belakang sepeda saya meletus. Di kalangan penggemar sepeda, definisi jalan yang bagus kadang berbeda. Bagi penikmat sepeda jenis MTB maupun downhill jalan yang mulus dan diaspal adalah jalan yang jelek.Kurang maksimal dengan spesifikasi sepeda yang ada.hal ini berkebalikan dengan para penikmat sepeda jenis roadbike yang cenderung menyenangi kontur jalan mulus dan rata.
Kami berhenti sejenak begitu memasuki desa Benteng Gajah, Dari arah kanan, deretan tebing-tebing yang aktraktif terlihat begitu sexy. Beberapa orang anak berseragam SD datang menghampiri.
“Tidak masuk kelas dek? “ sapa Kang Dani sambil tersenyum. Alih-alih menjawab pertanyaan mereka malah tertunduk malu-malu. Matanya sibuk memperhatikan sepeda yang kami kendarai.
“Mau kemana kak? “akhirnya dia bersuara.Kami hanya tersenyum dan menunjuk kearah tebing-tebing batu tersebut. Penduduk disana menyebutnya Bulu Saukang.

Kang Dani Bercengkrama dengan anak-anak Desa Benteng Gajah
Secara harfiah Bulu dalam bahasa bugis berarti Gunung. Sedangkan Saukang dalam Bahasa bugis identik dengan tempat pemujaan atau tempat untuk berdoa. Dalam masa Pra- Islam di Sulawesi Selatan, masyarakat mempercayai adanya Roh atau Jiwa yang menempati beberapa tempat dalam alam semesta. Roh dan jiwa ini dapat mempengaruhi kehidupan manusia sehari-hari, maka untuk mendapatkan perlindungan dan berkahnya diperlukan acara Attoanna, yaitu persembahan sesajen yang diletakkan pada Saukang. Di samping kepercayaan terhadap dewa-dewa, masyarakat Sulawesi Selatan, juga percaya terhadap makhluk-makhluk halus yang hidup di tempat–tempat yang dikeramatkan. Karena itu, pemujaan terhadap roh nenek moyang, juga pernah berkembang. Hal ini ditandai dengan adanya pemeliharaan tempat–tempat keramat yang dikenal dengan nama saukang.
Persembahan sesajian dilakukan biasanya pada saat akan menanam padi, berlayar mencari ikan dan pergi berdagang ke luar daerah disertai harapan mendapatkan keuntungan dan perlindungan dari Roh tersebut. Bahkan setelah Islam masuk, budaya ini masih dilaksanakan oleh segelintir masyarakat dengan adanya pemeliharaan terhadap tempat-tempat yang dianggap keramat.Sayangnya saya tidak menemukan literasi yang cukup untuk menunjukkan bagaimana dahulunya di gunung ini proses Attoanna di laksanakan.

Jalan berbatu, Sepeda di Panggul saja
Sepeda roadbike yang saya kendarai mulai terseok-seok melewati batuan terjal. Kami pun akhirnya memutuskan memikul sepeda. Ban yang rusak akan memberikan kesusahan yang lebih banyak bila terus dipaksakan. Semakin keatas tumpukan batu semakin rapat.Dengan pasrah dua sepeda ditambatkan di pohon dan penunggannya melanjutkan dengan berjalan kaki melewati jalan berbatu.Dua orang lelaki meloncat-loncat disela batu dengan celana ketat membuat kami terlihat mirip penari balet ketimbang sosok lelaki petualang,

Puncak Saukang
Bias-bias cahaya menerangi pinggiran batu dan celah-celah pohon. Semakin mendekati puncak cahaya itu semakin terang. Batu-batuan persegi semakin rapat. Terkadang kami harus memanjati batu-batu tersebut untuk bisa terus ke atas.
Rasa ngeri datang juga. Dari balik batu terdengar bunyi grok..grok aneh. Sepertinya suara tokek. Bayangan mahluk melata mengigiti ujung jari yang berpegangan di sela batu sempat datang. Buru-buru saya membuang bayangan ketakutan tersebut dari dalam fikiran.

Berada di Salah Satu puncak Saukang
“Kekar kolom atau columnar joint yang ada pada kawasan ini adalah salah satu ciri batuan beku extrusive. Biasanya berasal dari lava gunung berapi” ujar Kang Dani sambil memegang batu besar yang kami pijaki.
Kekar kolom adalah istilah geologi untuk struktur batu yang berbentuk kotak dan prisma.terbentuk secara alamiah ketika magma yang membeku di permukaan bumi dan terkontraksi saat bagian luar mendingin terlebih dahulu. Kekar atau retakan akibat kontraksi itu menerus ke bagian bawah sejalan dengan proses pendinginan, membentuk kolom-kolom batu yang sistematis. Bentuknya kotak atau prisma dan seperti susunan batu yang tertata rapi seperti buatan manusia, padahal itu adalah murni buatan alam
Batu –batu persegi di Puncak saukang berbentuk undak-undakan.Bila kita berdiri dari undakan tertinggi dan melihat kesekeliling tampak lekukan-lekukan permukaan bumi disekelilingnya.Dan disini tempat kami berpijak adalah kemungkinan aliran lava gunung api purba Lompobattang.
Dibalik keindahan alam yang tersaji indah. Rasa sedih saya juga muncul. Dibalik semak-semak di sela batu terselip bekas-bekas botol mineral dan sampah plastik yang ditinggalkan oleh pendaki. Sebagai orang-orang yang menyebut dirinya pencinta alam seharusnya mereka malu dengan tindakan tersebut.Ditambah lagi ulah tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab yang melakukan aksi vandalisme dengan mencoreti dinding batu.

Menuruni Puncak Batu
Alam yang indah ini seharusnya juga bisa dinikmati anak cucu kita.
Matahari semakin meninggi dan tak ada yang lebih nyaman daripada segelas minuman dingin di kaki gunung.
betul skali kak, alam yang indah harusny masih bisa dnikmati oleh generasi mendatang, saya juga kadang kesel klo perg ke t4 wisata terus liat sambah2 berserakat coret2 dsn sini ,, rasanya kek pengen ngejitakin org2 yg tdk bertanggung jawab itu
Betul. Sedih kalau melihat kondisi ini. Begitulah,masih banyak yang hanya jadi penikmat bukan pencinta
Amat memicu adrinalin.. Ekstrim skli touringnya daeng.. Kalo nakke kamma anne.. Ampunmaa.. Hhehe
Latihan kemudian dicoba
Kalo melihat judulnya sih seharusnya bukan sebuah dongeng. Lebih tepat bila dikatakan sebuah legenda. Arti dari legenda adalah asal usul terjadinya sebuah tempat. Seperti di Buku Sayang pasti ada legenda dari masyarakat setempat tentang asal mula tempat tersebut.
Terima kasih atas sarannya kak
Iya kenapa orang-orang yang katanya suka traveling ke dan menikmati suasana alam koq masih suka meninggalkan jejak berupa tulisan, membawa pulang beberapa tanda mata dan meninggalkan sampah.
Mau eksis tapi merusak
inimi kayaknya dibilang dongeng yang melegenda (kayaknya nak kak). Tidak ada niatku pergi kepuncak batu kak. Mengerikan kuliat apalagi lemah jantungka
hahaha… bacami saja pale… biar kita bisa bayangkan
Wah ngeri juga yah liat fotonya yang di puncak saukang. Tapi pasti pemandangannya ngga kalah indah. Tapi kalo saya pribadi ngga berani naik or manjat sampe tinggi-tinggi begitu. Huhu trauma soalnya.
sesuatu yang indah memnag butuh perjuangan
Baca judulnya ttg Saukang sy langsung bisa nebak ini ada unsur budayax sebab dimasa kecilku saya sering main di Saukang apalagi klonada yg bawa sesajen kita pasti makan besar.
Saukang dulu ada dinkamoung saya tp skg sdh tak ada lagi seiring perkembangan teknologi dan meningkatnya pemahaman dan keyakinan masyarakat ttg Islam.
Deh… ternyata kita sudah dari dulu ke Saukang
Selalu senang membaca cerita-cerita dari gunung, dan dari alam. Banyak kesadaran yang tercipta dari lokal-lokal genius ataupun keramahan orang-orang di desa. Semoga bisa selalu terjaga. Btw, ini lokasinya di mana?
Maros, Sebelum Pucak
Wah perjalanannya tidak mudah yah kak kalau saya sudah ngeri ngeri sedap bayangkan tapi hasilnya setelah itu bukan main indahnya. Semoga generasi selanjutnya bisa tetap menikmati alam seperti ini
Semoga alamnya tetap terjaga
Kak adda selalu saja menyajikan cerita-cerita yang bikin ngiri tapi sungguh memukau. Melihat pemandangan indah di puncak gunung salah satu keinginan sejak dulu tapi belum sempat2 sampe sekarang
Duh, kak adda selalu menceritakan cerita yang bikin mupeng. Dari dulu ingin merasakan naik gunung hingga ke puncak dan mengabadikan momen bersejarah itu. Tapi belum kesampaian juga. Semoga suatu saat bisa. Aamiinn
Amin. Semoga bisa terwujud Kak
menjelajah alam memang selalu seru yaa kak
Selalu seru
Tadinya saya mengharap ada cerita tentang pangeran yang tiba-tiba muncul dari balik gunung lalu ada putri gunung yang akan diselematkan oleh sang pangeran, hehehe..itu cerita masa kecil saya saja. Rupanya ceritanya lebih seru daripada dongeng.
Saya jadi ingat saat saya masih tugas di Balocci sekitar tahun 1986, mendaki gunung Bulusaraung. Seru dan melelahkan.
Deh ternyata Bunda pecinta alam juga