Bagaimana mungkin saya bisa melupakan momen itu. Pagi itu saya bangun namun tidak mampu menggerakkan kaki kanan. Kaki kanan saya seakan-akan berubah menjadi seonggok kayu. Berat dan kaku. Ketika saya mencoba menggerakkan jempol kaki, rasanya ada seekor tikus berada dibawah kulit, berlari dengan kencang di sepanjang kaki dan paha. Sakit sekali.
Aroma kesedihan menyeruak di hati. Saya hanya memiliki sisa waktu berlatih empat puluh hari. Sisa waktu untuk mengikuti sebuah lomba Triathlon di Bali. Sisa waktu untuk membuat fisik dan mental yang cukup kuat untuk berenang di laut, dilanjutkan dengan balap sepeda dan diakhiri dengan lari. Semuanya tanpa jeda.
Saya membuka kembali catatan-catatan kemajuan latihan. Merenungkan kesalahan apa yang telah saya lakukan. Bulan-bulan pertama semua berjalan dengan lancar. Biasanya saya berlatih di pagi hari sebelum bekerja. Bila waktunya memungkinkan, saya melanjutkan lagi berlatih di malam hari setelah pulang kerja. Untuk mengejar target, saya mendaftarkan diri menjadi member sebuah hotel yang memiliki fasilitas kolam renang dan fitness. Letaknya hanya beberapa puluh meter dari kantor.
Keadaan tiba-tiba berubah, kondisi kantor yang tadinya tentram berubah menjadi sangat dinamis. Saya harus tinggal lebih banyak di kantor. Kadang keluar kota. Bekerja nyaris lima hingga enam hari seminggu. Sering pula harus tetap bekerja dari rumah walau hari libur. Program latihan menjadi berantakan. Waktu dengan keluarga sangat berkurang.
Hati saya bergejolak. Ada alasan kuat mengapa saya meninggalkan pekerjaan sebelumnya dan kembali ke Makassar. Pekerjaan yang sebenarnya nyaman dan cukup untuk menghidupi keluarga kecil kami dengan cukup layak. Dengan kondisi seperti ini, saya tidak punya alasan untuk tetap tinggal. Kadang pula saya berfikir, selama ini kondisi yang nyaman membuat saya melupakan perahu kecil yang sudah lama dipersiapkan.
Tujuh bulan kemudian, setelah melewati banyak drama, saya resign .
Setelah resign, bukan berarti saya bisa santai. Ada banyak hal yang menunggu untuk dilakukan. Kembali ke soal latihan, semangat berlatih yang dulu hilang berangsur-angsur datang kembali. Dengan sisa waktu, saya mencoba mengejar ketinggalan. Disinilah awal sebuah kesalahan. Otot yang sudah lama istirahat dibebani langsung dengan latihan yang berat. Mengacuhkan rasa sakit yang menyerang. Terutama di kaki. Hingga akhirnya terjadilah seperti saya ceritakan diawal.
Dari yang sebelumnya aktif bergerak, saya harus berjalan memakai tongkat. Berobat ke beberapa tempat. Sampai akhirnya saya harus menerima bahwa ada luka robek yang cukup panjang di otot kaki kanan saya dan membutuhkan proses penyembuhan yang cukup lama. Waktu yang tersisa tidak cukup.
Kenyataan menyedihkan bahwa setelah semua usaha, saya harus bersabar karena gagal ikut lomba.
Dua bulan setelahnya. Setelah bolak-balik klinik fisioterapi, kaki saya berangsur baik. Namun suasana batin saya belum cukup baik. Sebagai orang yang baru terjun memulai usaha sendiri, saya mulai didatangi dengan berbagai macam tantangan. Perlu batin yang cukup kuat untuk menghadapi keadaaan. Usaha sendiri itu enaknya belum pasti tapi susahnya sudah wajib. Status sosial berubah, tidak ada lagi panggilan-panggilan bernada respek sebagai wujud penghormatan dari beberapa orang, malah yang terjadi terkadang harus menghadapi komplain dari costumer.
Bukan hanya status sosial, status ekonomi juga berubah drastis. Kalau dulu bisa duduk berjam-jam di Starbuck atau Espresso, sekarang malah sering di working space atau warkop yang tidak terlalu ramai. Nasib jadi jadi CEO. Chief Everything Officer. Kadang sesuatu dikerjakan sendiri, jam kerja tidak pasti, lebih-lebih pulang rumah badan sudah remuk redam, merangkap banyak jabatan dari office boy hingga direktur
Rasanya masih banyak tantangan yang masih harus dihadapi dan rencana-rencana yang belum terwujud. Untuk harapan yang besar memang butuh tekad yang kuat. Sekiranya ini adalah jalan yang mudah tentu sudah banyak orang yang berdiri mengantri.
“Life is a struggle, there is no life without a struggle.”
Hidup adalah perjuangan, tidak ada hidup tanpa perjuangan.
momok yang menakutkan buat saya selalu adalah resign, pas lagi malas ke kantor kepikiran resign tapi pas ingat ada tanggungan bikin keder. kalau belum siap.
saya sangat appresiasi ada orang yang mau keluar dari zona nyaman kantor dan mau usaha sendiri. Sukses terus kak semoga dilancarkan usahanya
Jangan resign kalo belum yakin, Karena tantangan setelahnya jauh lebih berat
Hanya orang berjiwa petarung yang mampu meninggalkan zona nyaman, untuk masuk ke zona baru yang penuh tantangan. Jalan terjal tentu dilalui. Tapi titik puncak menanti dengan segala keindahannya! Semangat terus, Kakak. Semoga sehat dan sukses selalu. Aamiin..
Terima kasih suntikan semangatnya Ndy
Karena hidup adalah perjuangan, maka harus ada yang dikorbankan. Dan kesuksesan bukan tujuan tapi perjalanan.
Selamat berjuang!
Terima kasih suntikan semangatnya Kak
Masih beruntung kalau bisa berjuang om. Sebelum nanti masuk fase perjuangan hidup alias butuh berjuang supaya si kecil bisa hidup #eh hahaha
Sukses ki om, jangan sakit lagi
Berdasarkan pengalaman, bersepeda bisa membantu untuk sikecil tetap sehat kak. Buktinya beberapa orang teman latihan malah tambah anak setelah rajin bersepeda
Memang ssesuatu yang tidak mudah keleuar dari zona nyaman daeng. Keputusan yang sama saya ambil pada 31 Des 2017. Jadi 2018 sudah zona baru yg membuat saya mulai dari Nol lagi.Dari punya jabatan ke usaha sendiri..Setahun sudah saya lewati, walau bnyak rintangan, hadapi saja kerna sdh menjadi pilihan. yah harus kuat saja kerna bgitulah kehidupan.. Sukses Selalu daeng..
Hidup itu pilihan memang. Walaupun terkadang mesti di kuat-kuatkan karena tidak punya pilihan lain lagi
sepertinya saya berada di fase seperti ini sekarang, dengan kondisi berbeda. di kantor yang kemarin, saya bisa rutin olahraga: sepeda dan jalan kaki. kadang malah jalan kaki ke kantor. pindah ke kantor baru yang jaraknya lumayan jauh dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi harus saya lalui setiap hari bikin ciut nyali untuk bersepeda apalagi jalan kaki.
ada pula tawaran kerja dengan gaji menggiurkan, namun apa yang saya lakukan sekarang ini boleh dibilang baru mulai. sayang, kalau saya tinggalkan tanpa melihatnya berkembang. Makasih Om. Postingan ini semacam suntikan semangat buat saya.
Semangat ki Om. Apa yang dikerjakan sekarang sudah baik dan masih membutuhkan kehadiran Om untuk tetap disana.
semoga selalu sehat ya kaks, biar bisa terus jadi CEO untuk diri sendiri, tapi keren loh punya aktifitas seperti ini gak ada yang ngaturr, kerjaan kita yang atur sendiri, ih kebayang pasti happy banget, bangun paginya gak grusa grusu…
Makasih Kak Dok. Tiap pilihan ada suka dan dukanya
Beh betul-betul strugle, tapi ini semua menempah kita lebih kuat lagi, insya Allah berbuah manis semua struggle yang di alami daeng.
Amin Kak. What doesn’t kill you will make you more strongger
Perjuangan para bapak yang mulai lagi dari nol
Belum pi ada yang tulis kayaknya. Saat di mana istri juga bisa jadi sama galaunya. Saya juga pernah di masa itu. Suami saya hanya diam, tidak berkata apa-apa.
Menarik ini kak. Saya yakin sama galaunya. Jarang ada yang cerita dari prespektif ini
Membaca artikel ini sy jd ingat pepatah
E + R = O
Event + Respond = outcome
Apapun hasil luaran yg terjadi pada kita , entah itu sukses, gagal, baik, buruk, sakit, bahagia, sedih, susah, itu semua karena bagaimana kita merespon terhadap event atau hal yg terjadi pada kita. Apabila kita merespon suatu event dengan baik maka outcome nya baik pula. Intinya adalah tiada hasil yg menghianati usaha 🙂
Terima kasih nasehatnya kak
masyaAllah fighter banget om Adda
sudah mengecam semua pengalaman
dan pengalaman itu gak akan pernah bohong
itu yang nanti jadi asah kekuatan om Adda di masa depan
mauka juga punya banyak pengalaman kayak gitu ..
semangat om Adda
bangga pasti anak2 ta sama bapaknya ini 🙂
Kadang ada situasi yang membuat kita tetap harus bertahan karena memang sudah tidak punya pilihan lain
Kisahnya benar benar struggling kak. Ini menjadi salah satu cerita kalau memang hidup iti harus berjuang, ada rock buttom yang harus dilewati. ada pain yang harus dirasakan bahkan ada cost yang harus dibayar..
No pain No Gain
Untuk harapan yang besar memang butuh tekad yang kuat. Sekiranya ini adalah jalan yang mudah tentu sudah banyak orang yang berdiri mengantri.
Setuju pake banget dengan ini. Jalan yang tidak mudah, perjuangan yang seakan meruntuhkan semua yang Kita punya, suatu saat akan memberikan akhir tak terduga. Karena hasil tidak akan menghianati proses. Tetap semangat om Adda!
Makasih suntikan semangatnya Kak
Semangat ki’, kak. Insya Allah ada sesuatu yang indah di balik ini semua.
Kami sekeluarga juga sedang berada dalam kondisi yang berbeda dari sebelumnya, karena satu dan lain hal. Dari yang biasanya bebas mau jalan-jalan/liburan kapan saja, menjadi harus benar-benar cari waktu dulu. Dari yang awalnya lihat kalender berasa tanggal merah semua, jadi harus tabah kalau hari Minggu pun termasuk hari kerja juga. Dari yang awalnya suami bisa bekerja dari rumah, jadi full harus turun ke lapangan.
Awalnya kaget dengan kondisi tersebut. Tapi perlahan ya kami jalani saja. Bismillah..semoga ada sesuatu yang indah setelahnya.
Tak selamanya mendung itu kelabu. Hari -hari bahagia akan tiba